Rabu, 10 Juli 2013

Still, Here, There, Always

 
Kata orang,

“Inspirasi itu didatangkan, bukan ditunggu.”

Tapi, nyatanya aku masih menunggumu.


http://wallpapersfor.me



Hai sumber inspirasiku, kemana saja kau selama ini? Kau jahat sekali meninggalkanku sendiri tanpa inspirasi disini. Meninggalkanku tanpa pesan. Aku mengharapkan sesuatu darimu kau tahu? Aku mengharapkan sesuatu yang lebih darimu. Inspirasi yang nyata.
Hai sumber inspirasiku, bagaimana kabarmu? Meskipun kau tidak bertanya bagaimana kabarku, aku akan memberi tahumu. Aku kurang baik disini. Kau tahu kenapa? Ya karena kau. Karena kau tidak memberiku inspirasi untuk menulis.
Kau tahu, dulu—ketika kita masih sering berkirim pesan dan menanyakan kabar dan tentu saja kau tidak bersama wanitamu—biasanya, ketika liburan seperti sekarang ini. Aku bisa menulis banyak hal, bisa membuat cerita pendek, dan kau akan berkata “Mana cerita pendekmu yang lain?” atau berkata “Kenapa tidak dikirim ke penerbit saja.”
Kau dulu begitu dan aku dulu begitu semangat menulis, karena kata-katamu itu. Tapi sekarang, kau seakan mati rasa—tidak peduli entah aku menulis atau tidak, entah aku semangat atau tidak.
Kadang aku masih penasaran, apakah kau masih menjadi pembaca setia cerita pendekku atau tidak. Tapi, yang aku tahu entah kau masih menjadi pembaca setia atau tidak itu tidak mengubah apapun.
Kadang, aku merasa pengecut karena hanya bisa menuliskan semuanya dibelakangmu—tanpa kau tahu seperti secret admirer—tapi apa boleh buat? Aku tahu aku punya pilihan lain, salah satunya memberi tahumu dan merusak hubunganmu. Aku baik sekali kan? Tapi, aku tidak sebaik dan seberani itu.
Jadi, aku putuskan lebih baik menuliskannya hingga entah sampai kapan kau akan menyadarinya bahwa tulisan ini untukmu.
http://wallpapersfor.me
Hai sumber inspirasiku, bagaimana kabar wanitamu? Ku harap kalian sama-sama baik. Sumber inspirasiku aku ingin memberi tahumu sesuatu. Kata orang “Tak ada yang lebih membuatmu bahagia selain melihat cinta datang dan diberikan kepada orang yang tepat. Namun, jika kenyataan berkata sebaliknya, mungkin kamu hanya perlu bersiap untuk melepaskan dan merelakannya.” Dan, I know it. I want to. But, I can’t.
Hai, sumber inspirasiku. Hari ini aku beruntung karena dengan mengingatmu saja aku bisa menulis.  Sebenarnya, dengan menulis tentangmu aku semakin merindukanmu. Tapi apa boleh buat? Semua itu sudah takdir ,kan? Begitu juga perkenalan kita. Tidak ada yang kebetulan, semua itu rencana Tuhan. Jadi, rasa rindu ini juga sudah menjadi rencana Tuhan.
Kau perlu tahu satu hal lagi—selain hal-hal diatas—ketika menuliskan ini, di luar sana hujan. Dan aku duduk disini, dibalik jendela diatas sofa berwarna biru sambil menikmati lagu milik Sherina—Cinta Pertama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar