Kamis, 07 Juni 2012

Sisi Hati Sebelah Kiri

Wahai sang bintang, tahukah engkau? dalam bias dia tak pernah menghilang. Dalam gurun hitam dia tak pernah menghilang, dia tak pernah pergi. Dan akan selalu disini
Disisi hati sebelah kiri, dalam ruang terdalam. Tak ada pemberontakan disana, ia kan menetap. Mengkristal menjadi permata, batu mulia terkeras. Yang menjadikanku karang putih dalam palung, laut terdalam.
Jurang hati yang tak terjamah, tak berpenghuni. Takkan pernah!
Setelah sekian lama jurang itu tertutup, dia akan tetap ada permata dari kristal air mata. Entah bagaimana, entah sampai kapan . Aku mencintainya dari sisi hati sebelah kiri.
Cinta bukan hal berarti, tapi aku tak bisa sedikitpun mencoba dan mengulangi hal yang sama.
Aku takkan pernah mencintai sang matahari, sang malam yang gelap tak pernah menghilang. Terjalin, terangkai dalam satu klausa di sisi hati sebelah kiri.
Aku mencoba memahamimu dari sisi hati sebelah kiri, mengerti bagian dalam kristal yang tak pernah hancur.
Sang malam tak akan pernah pergi, tak akan pernah berganti dengan sang matahari. Karena aku hanya akan berjalan dalam lorong, di jurang di sisi hati sebelah kiri. Menunggu sang kristal hancur, untuk menunggumu mengerti bahwa aku mencintaimu dari sisi hati sebelah kiri :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar