Sumber gambar |
“Apakah cinta seperti itu? Hanya satu
pihak yang berusaha meraih ke pihak lainnya?—Dara Prayoga”
Kemarin,
aku merapal namamu dalam diam. Lalu, aku mengingatmu perlahan. Kau ingin tahu
apa yang aku temukan kemudian?
Aku menemukan
ruang itu kosong. Aku menemukan hatiku tak lagi bergetar ketika namamu terapal
dalam diam. Aku tak lagi merasakan hangatnya memoriku tentanggmu.
Dan, juga secepat kedatangannya, cinta itu pergi. Meninggalkanku.
Meninggalkan
orang-orang yang menyediakan ruang yang lebih untuk cinta itu berteduh.
Aku tahu, rindu itu masih ada. Sedikit. Tapi bukankah setiap orang
yang pernah singgah dihidup kita akan selalu menyita ruang dihati? Jadi,
kuanggap itu wajar.
Wajar ketika
pada malam hari sosokmu menjadi lebih nyata.
Wajar ketika
kadang cinta datang dan pergi sesukanya.
Wajar ketika
kadang aku melihatmu dalam gelap. Dan mendengarmu berbisik pelan, “Kau aman”
Wajar ketika
nanti pada saatnya cinta ini mati.
Dan ketika
rasa itu mati, aku hanya bisa berkata “Yes,
I was there…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar