THE POWER Of SIX
Aku melihatnya di berita. Mengikuti kisahnya sejak apa yang
terjadi di Ohio. John Smith ada di luar sana, dalam pelarian… Bagi dunia dia
adalah misteri; teroris internasional yang berbahaya. Tapi, bagiku dia adalah
salah satu dari kami.
Sembilan orang yang datang, tapi kadang aku berpikir apakah
waktu sudah mengubah kami? Masihkah kami percaya pada misi yang dipercayakan
kepada kami? Bagaimana aku bisa yakin? Kini, tinggal kami berenam. Sembunyi, tidak
saling kontak…
Namun, Pusaka kami bermunculan, dan tak lama lagi kami siap
untuk bertempur. Apakah John Smith, si Nomor Empat dan kemunculannya adalah
pertanda yang kutungggu selama ini? Bagaimana dengan Nomor Lima dan Enam? Mungkinkah
salah satu diantaranya adalah gadis berambut hitam dengan mata berbadai yang
muncul dalam mimpiku? Gadis dengan kekuatan tak terbayangkan? Gadis yang
mungkin cukup kuat untuk menyatukan kami berenam?
Mereka menangkap Nomor Satu di Malaysia.
Nomor Dua di Inggris.
Dan, Nomor Tiga di Kenya.
Mereka mencoba menangkap Nomor Empat di Ohio—dan gagal.
Aku nomor Tujuh. Satu dari enam yang masih bertahan.
Dan aku siap bertempur.
---------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------
Buku ini diceritakan dari dua
sudut pandang. Pertama John Smith—si Nomor Empat, dan yang kedua Marina—si Nomor
Tujuh.
JOHN SMITH
Setelah kepergiannya dari
Paradise—Ohio, John Smith dianggap sebagai teroris internasional. Setelah meledakkan
sekolahnya dan membunuh lima orang. John tidak hanya diburu oleh para
Mogadorian tapi juga diburu oleh Interpol. Kali ini, John bersama si Nomor Enam
dan Sam, setelah Henri dibunuh mereka bertiga mengembara mengelilingi Amerika.
Suatu hari, setelah berhari-hari menginap di Motel di daerah North Carolina,
mereka bertiga pergi ke Pondok Kayu di daerah pegunungan Maryland. Sepulang dari
berjalan-jalan pondok yang mereka sewa terbakar, peristiwa itu persis terjadi
setelah John membuka Peti Loric-nya dan surat Henri. Ternyata, para Mogadorian
menemukan mereka di pondok kayu itu.
Setelah berhasil mengalahkan para
Mogadorian, mereka berkendara lagi ke arah Paradise—Ohio, tempat perjalanan
mereka dimulai. Setelah membaca surat dari Henri, Sam ingin mencari informasi
tentang ayahnya. Di ruang bawah tanah tempat ayah Sam menyimpan kertas-kertas
dan sebuah tablet ada kerangka tulang yang punya liontin yang sama dengan
liontin John dan Nomor Enam. Setelah menemukan itu, entah dari mana para
Mogadorian datang dan peti Loric milik John dibawa kabur oleh mereka. Ketika mencari
Peti Loric-nya John justru tergoda untuk menemui Sarah, akhirnya John menemui
Sarah dan polisi datang ketika John dan Sarah sedang bertengkar. John akhirnya
masuk penjara, tak lama setelah masuk penjara para Mogadorian menyerbu penjara
yang menahan John walaupun Nomor Enam menyelamatkan John ketika itu. Tapi, Peti
Loric milik John belum ditemukan. Setelah berhasil menyelamatkan John, Nomor
Enam memutuskan untuk pergi ke Spanyol untuk menolong Garde yang lain. Tapi,
John lebih memilih untuk menyelamatkan Peti Loric-nya. Akhirnya John pergi ke
gua tempat Nomor Enam dulu pernah disekap. Dengan menggunakan Xitharis, John
masuk ke gua itu tanpa diketahui, ketika hampirs satu jam berlalu, dia belum
juga menemukan Peti-nya dan tepat setelah dia menemukan petinya manfaat dari
Xitahris itupun hilang.
John bisa lolos dari gua itu
setelah akhirnya dia bertemu dengan Nomor Sembilan—anggota Garde yang lain. Namun,
sayangnya Sam tertinggal di dalam gua.
MARINA
Kehidupan
Marina—si Nomor Tujuh dihabiskan di sebuah panti asuhan di Santa Teresa,
Spanyol. Cepan-nya bernama Adelina dan dia masih hidup. Marina banyak mencari
tahu tentang John Smith, dia juga tahu bahwa John adalah anggota garde yang
lain. Suatu hari, ada anak panti asuhan yang baru bernama Ella. Dia berteman
baik dengan Marina, dan Marina menganggap Cepan-nya sudah tidak memedulikan
misi mereka ke Bumi, akhirnya Marina meminta Ella untuk mencarikan Peti
Loric-nya yang disembunyikan oleh Adelina. Ella menemukan Peti Loric milik
Marina di panti umat. Setelah Misa hari Minggu, Marina pergi ke café bertemu
dengan Hector, disana dia tidak sengaja bertemu dengan orang asing yang dia
yakini sebagai Mogadorian. Lanjutannya baca sendiri…udah spoiler banget nih
---------------------------------------------
---------------------------------------------
Buku kedua serial The Lorien
Legacies ini, nggak tahu kenapa awalnya males banget baca tapi pas udah mulai
bagian action-nya bener-bener nggak bisa berhenti baca. Nggak kayak novel
Indonesia yang biasanya berisi cinta-cinta, novel ini bener-bener kental sama
action—walaupun ada beberapa bagian yang berisi cinta, tapi itu sama sekali
nggak membosankan, soalnya cerita cinta itu dibikin nggantung jadi pembaca
bertanya-tanya hubungannya bakalan dibawa kemana-duh kayak nyanyi-
Walaupun novel terjemahan, tapi
bahasa dari novel ini benar-benar mengalir, settingnya juga diceritakan dengan
detail, jadi kita serasa ada ditempat itu. Pokoknya novel ini high recommended banget
buat dibaca sama yang belum baca. Novelnya sih udah terbitan lama, tapi baru
tertarik sama novel fantasi akhir-akhir ini, jadi baru sempet baca, deh dan
kayaknya novel ini yang bikin aku pindah genre novel. Lima jempol deh buat
Pittacus Lore. Ngomong-ngomong itu nama samaran bukan ya? Kayak yang di dalam
novel soalnya. Dan, nggak tahu kenapa aku ngerasa kalau si Nomor Enam itu keren banget, cewek tangguh yang bisa apa aja dan bisa mengendalikan diri, bisa nyelamatin orang lain, kece banget pokoknya, kayak wonder woman gitu, dan Nomor Sembilan itu kayak Nomor Enam versi cowok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar