Senin, 15 Agustus 2016

Teruntuk, Penjinak Duyung



Wanita adalah pemikir. Karena dalam diamnya mereka berpikir.
Wanita adalah penghayal. Menjadi budak imajinasi.
Pikiran dan imajinasi itulah yang sering kali menyakiti dirinya sendiri.

Hari ini aku memikirkan dan menghayalkan apa arti dari setiap kata yang pernah kamu ucapkan. Adakah tersirat cemburu disana? Atau itu hanya otakku yang sedang berimajinasi? Pernahkah kamu cemburu mengetahuiku merindukan orang lain? Pernahkah kamu cemburu mengetahui aku merindukan lelaki yang kamu bilang banci itu?
Karena teman dapat begitu. Aku dapat begitu. Aku cemburu setiap kamu berteman dengan orang lain. Dengan wanita lain. Seharusnya teman tidak begitu, kan?

Aku suka denganmu? Aku rasa tidak. Pernahkah kamu merasakan cemburu karena teman SMP-mu mendapat teman baru saat SMA? Aku cemburu denganmu seperti itu. Karena aku ingin hanya aku di duniamu. Tapi kamu tidak bisa, karena hidup harus bersama. Tapi aku takut, karena kamu dapat meninggalkanku tanpa sebut.

Dan tujuh tahun aku terbiasa denganmu. Menjadi adik dan kamu kakak bagiku. Jadi, beritahu aku, Mas. Wajarkah jika aku cemburu denganmu? Wajarkah jika aku merasa lebih berhak denganmu? Karena aku adalah “kanca ket TK”-mu.

Satu hal yang aku harapkan, Mas. Hiduplah dengan baik disana, hati-hati di laut banyak duyung. Jangan tergoda dengan lagunya. Karena yang indah-indah kadang menghancurkan. Live, Mas. Live.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar